Sejumlah karyawan perusahaan telekomunikasi membentangkan
kain batik saat memperingati Hari Batik Nasional di Jakarta kemarin.
Di mana-mana batik.Di rumah,sekolah, perkantoran,pusat perbelanjaan,pasar
tradisional, panggung hiburan,hingga Istana Kepresidenan batik menjadi
pemandangan dominan. Busana batik bahkan tak hanya hadir dalam dunia
nyata,namun ramai dan merebak di media sosial. Itulah warna yang hadir dalam
peringatan Hari Batik Nasional kemarin. Kesadaran dan kecintaan masyarakat
terhadap berbusana batik memang seperti mengalir.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu
mengistilahkan penggunaan batik telah menjadi gelombang nasional dan
merakyat.“Batik demikian luar biasa,batik dipakai untuk fashion maupun
lainnya.Sekarang saja ada mobil batik,ban juga ada yang batik,bahkan gitar dan
interior juga batik,” ungkapnya di Kompleks Istana Kepresidenan,Jakarta,
kemarin.
Batik ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia nonbenda oleh UNESCO pada 2
Oktober 2009.Seiring pengakuan itu,pemerintah menetapkan tanggal tersebut
sebagai Hari Batik Nasional. Kecintaan masyarakat terhadap batik pun kian
melambung.Batik tak lagi seolah hanya ”pakaian undangan perkawinan”,tapi meluas
sebagai tren busana berkelas.Lebih dari itu, busana batik juga semakin banyak
menghiasi panggung fashion dunia.
Mengisi momentum itu, Mari pun ikut merayakannya dengan mengenakan baju batik
khas Yogyakarta.Tak hanya dirinya,semua anggota keluarga,pembantu rumah
tangga,hingga sopir pribadinya juga diminta berbatik. Seolah tak ketinggalan,
semua anggota DPR kemarin juga berbusana batik.Ketua DPR Marzuki Alie,yang saat
memimpin rapat paripurna mengenakan batik berwarna campuran kuning dan merah,
mengaku telah menginstruksikan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR untuk
memberikan surat edaran kepada semua anggota Dewan.
Surat Edaran No.PS.01/09212/DPR RI/X/2012 tersebut menegaskan bahwa pada saat
pelaksanaan rapat paripurna DPR,semua anggota DPR diminta mengenakan pakaian
batik.Terlihat anggota Komisi II dari Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin
mengenakan batik berwarna kuning bermotif pohon beringin. ”Saya pesan batik ini
langsung dari Pekalongan, ”katanya.
Politikus dari Fraksi Partai Demokrat Nova Riyanti Yusuf
mengungkapkan,sebenarnya tanpa ada Hari Batik pun, masyarakat Indonesia sudah
cinta dan pasti memakai batik di setiap kesempatan.Namun, dia mengakui batik
terasa sangat istimewa karena pada 2 Oktober ada momentum pengakuan
internasional terhadap karya orisinal bangsa. “Hari ini saya pakai batik khusus
dari Bengkulu.Saya kan campuran etnis Jawa dan Bengkulu.Jadi hari ini memilih
batik yang agak berbeda dengan hari biasa. Harus ada unsur akar budaya saya
dong,”kata dia.
Berbusana batik bukan satu-satunya cara untuk memeriahkan Hari Batik
Nasional.Di Semarang,Jawa Tengah,empat desainer memamerkan karya eksploratif
batiknya dalam pergelaran bertajuk “Semarang Batik Fashion on The Street”.Sebagaimana
judulnya,fashion show itu menggunakan aspal jalan sebagai catwalk. Empat
desainer tersebut yakni Intan Avantie,Dana Rahardja,Ferry Setiawan,dan Ina
Priyono,masing-masing mengusung konsep desain batik tersendiri dengan
menonjolkan ciri khas setiap desainer.”Ini cara kita untuk menunjukkan
kecintaan terhadap batik,”kata Ferry.
Pertunjukkan peragaan busana batik juga dilakukan Pison Art Fashion N
Foundation Surabaya.Tujuh siswa memamerkan rancangan batik yang
berbeda.Termasuk memodifikasi busana kasual yang sedang tren sekarang ini turut
dikreasikan dari bahan batik. Di Bandung sekitar 150 siswa SMA dari empat
sekolah melakukan aksi “Gowes Berbatik”yakni bersepeda sambil mengenakan
pakaian batik bersama istri Gubernur Jawa Barat,Netty Prasetyani Heryawan.
Kegiatan Gowes Berbatik tersebut dimulai usai jam sekolah.”Generasi muda harus
mengenal dan bangga akan batik,”kata Netty. Semangat melestarikan batik juga
ditunjukkan siswa SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang kemarin meraih rekor dari
Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai sekolah pelopor pengguna batik karya
sendiri dalam kegiatan Ekspo Batik. “Pemberian rekor dari Muri ke Yogyakarta
bukan untuk pertama kali ini saja, termasuk rekor yang berhubungan dengan
batik,” kata Manajer Muri Sri Widayati.
Sejumlah rekor terkait batik yang telah diberikan Muri kepada Yogyakarta adalah
kemeja batik terbesar yang pernah diberikan pada 2006,membuat batik di
selendang sepanjang 1.200 meter pada 2007,dan replika pohon natal tertinggi
dari batik setinggi 19,45 meter. Selain itu,juga pernah diberikan rekor untuk
membatik dengan peserta terbanyak yaitu 2.200 orang pada 2010 dan membatik
dengan motif terbanyak yakni 1.001 motif pada 2010.
Semangat berbusana batik juga bergemuruh di belantara dunia maya.Bagi para
pengguna mikroblogging Twittermisalnya,mereka hari ini ramai-ramai berkicau
dengan menggunakan tagar #BatikDay. “Happy #BatikDay! Batik is originally made
in Indonesia.. It’s a fact,”kicau VJ MTV, Daniel Mananta (@vjdaniel).
Pada pukul 16.45,#BatikDay menempati posisi kedua sebagai trending topics untuk
kawasan Indonesia. Menparekraf sebelumnya juga menggunakan berbagai layanan
teknologi informasi untuk mengingatkan Hari Batik Nasional.Termasuk menghubungi
semua kontak BlackBerry Messanger (BBM). “Saya juga meminta tolong pada pemilik
akun Twitter @poconggg untuk nge-tweet tentang Hari Batik agar pelaku media
sosial di dunia maya tidak lupa untuk berbatik,”ungkapnya.
Sebagai menteri yang bertugas mengurusi bidang ekonomi kreatif,Mari mengaku
senang karena pada tahun keempat Hari Batik Nasional semangat melestarikan
batik sebagai salah satu produk kreatif asli Indonesia sudah menyebar di semua
kalangan,terutama anak-anak muda.
Harus Dilestarikan
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan kebanggaannya
terhadap batik sebagai kekayaan bangsa dan identitas nasional.“Tentu kita harus
bertanggung jawab melestarikan batik ini supaya tidak ditarik lagi dari
UNESCO.Jadi batik harus terus kita kembangkan,” ujarnya kemarin.
Wakil Menteri Perindustrian Alex S W Retraubun menjelaskan, melestarikan batik
tidak bisa hanya digantungkan kepada para perajin atau produsen batik,tetapi
juga masyarakat luas sebagai pemakai.Khusus untuk perajin dan pelaku usaha
batik,Alex mengaku akan mendorong agar mereka terus berkomitmen mengembangkan
dan melestarikan budaya batik Indonesia. ● rarasati syarief/inda susanti/
neneng zubaedah/ hendrati hapsari
from : www.seputar-indonesia.com