- Mentari
ku-
Bagaimana
jadinya bila mentari itu marah padamu.
Enggan ia menyapamu di esok hari
Tak kau temukan sinarnya lagi.
Gelap dunia tanpanya
Pelita utusan-Nya kepadamu
Agar Nampak senyum di wajah mu
Langkahmu pun jelas tertuju
Enggan ia menyapamu di esok hari
Tak kau temukan sinarnya lagi.
Gelap dunia tanpanya
Pelita utusan-Nya kepadamu
Agar Nampak senyum di wajah mu
Langkahmu pun jelas tertuju
Gemericik anak gerimis berlarian, sesaat sebelum
senja mulai tampak. Riuhnya membelah bumi. Hadirkan kesejukan pada setiap jiwa
alam raya. Tiada kata yang pantas terucap, dengan kelu bibir ini mengeja, “
Subhanallah Walhamdulillah Walaailaaha Illallah, Alahu Akbar” maha suci allah yang segala
pujian hanya pantas disanjungkan kepada-Nya. Tiada yang pantas disembah,
diibadahi, ditaati, ditakuti dan dimintai pertolongannya kecuali Allah SWT.
Perlahan kurebahkan seonggok tubuh yang lusuh,
tergolek dalam dingin di selasar As-Swaidy* yang damai. Bersama mushaf mungil didada. Semakin erat tangan ini
memnggenggamnya. Hadiah terindah, peta perjalanan, pelita harapan dan pengobat
hati yang gundah.
Semua yang Nampak begitu sempurna, hanya mata yang sakit sajalah yang tak mampu merasa
Rabbi ajari hamba memehami semua ini…..
Masih jelas membekas, ketika rasa itu datang. Segalanya menjadi kecil tak berarti. Yang terasa, hanya sendu dan kerinduan. Sakinah pun perlahan menggelayut di pusara jiwa. Begitu tentram terasa.
Saat itu kurasakan, setiap huruf yang terucap, terangkai dalam ayat yang kulantunkan. Begitu padu, seirama dengan getearan jiwa yang perlahan mengikis noda-noda hitam dalam dada.
Biarlah hanya Engkau dan aku yang tahu. Butiran mutiara yng menetes basahi pipi adalah untuk-Mu, hanya untuk-Mu.
Apa yang kumiliki adalah milik-Mu, semua yang ada juga milik-Mu dan akan kembali kepada-Mu.
Aku tenggelam dalam rasa , semakin dalam……..
Tiba- tiba berjuta Tanya mencerca, bertubi menghujani. Diriku semakin tak berdaya
Betulkah itu aku
yang mengaku Tuhannya adalah Allah
Yang Mencipta dan memeliharanya?
Betulkah itu aku
yang mengaku Muhammad adalah Rasul-Nya
pembawa kabar gembira manusia yang paling bijaksana
Semua yang Nampak begitu sempurna, hanya mata yang sakit sajalah yang tak mampu merasa
Rabbi ajari hamba memehami semua ini…..
Masih jelas membekas, ketika rasa itu datang. Segalanya menjadi kecil tak berarti. Yang terasa, hanya sendu dan kerinduan. Sakinah pun perlahan menggelayut di pusara jiwa. Begitu tentram terasa.
Saat itu kurasakan, setiap huruf yang terucap, terangkai dalam ayat yang kulantunkan. Begitu padu, seirama dengan getearan jiwa yang perlahan mengikis noda-noda hitam dalam dada.
Biarlah hanya Engkau dan aku yang tahu. Butiran mutiara yng menetes basahi pipi adalah untuk-Mu, hanya untuk-Mu.
Apa yang kumiliki adalah milik-Mu, semua yang ada juga milik-Mu dan akan kembali kepada-Mu.
Aku tenggelam dalam rasa , semakin dalam……..
Tiba- tiba berjuta Tanya mencerca, bertubi menghujani. Diriku semakin tak berdaya
Betulkah itu aku
yang mengaku Tuhannya adalah Allah
Yang Mencipta dan memeliharanya?
Betulkah itu aku
yang mengaku Muhammad adalah Rasul-Nya
pembawa kabar gembira manusia yang paling bijaksana
Baetulkah itu aku
yang mengaku Alquran adalah petunjuknya,
penerang jalan jalan panjang menuju-Nya
betulkah itu aku?...............
yang mengaku Alquran adalah petunjuknya,
penerang jalan jalan panjang menuju-Nya
betulkah itu aku?...............
wahai
jiwa
bila mata ini terus terpejam,
tahukah kamu siapa yang mampu membuka katupnya?
Wahai jiwa,
Bila mulut ini terus membisu,
Tahukah kamu siapa yng mampu membuatnya bersuara?
Dialah Allah Tuhanmu Yang Telah Mecipta dan Memeliharamu………
* As- Swaidy = nama masjid tertua di PonPes Asyifa Al Khoeriyah Subang
bila mata ini terus terpejam,
tahukah kamu siapa yang mampu membuka katupnya?
Wahai jiwa,
Bila mulut ini terus membisu,
Tahukah kamu siapa yng mampu membuatnya bersuara?
Dialah Allah Tuhanmu Yang Telah Mecipta dan Memeliharamu………
* As- Swaidy = nama masjid tertua di PonPes Asyifa Al Khoeriyah Subang
Sedang menghafal quran
di LTIQ AS-SYIFA AL KHOERIYAH
SUBANG-JAWA BARAT